Kabar baru datang dari dunia penerbangan. Dalam waktu dekat, menelepon dan menggunakan perangkat bergerak segera diperbolehkan saat pesawat tengah mengudara.
Badan komunikasi federal AS, Federal Communication Commision (FCC) memberikan sinyal izin penggunaan perangkat ponsel pintar atau tablet di dalam pesawat.
Hal ini tentu jadi kabar baik penumpang, yang ingin tetap terhubung dan bisa memantau hal-hal penting ketika berada di udara.
Memang soal penggunaan ponsel di pesawat selama ini dilarang mengingat berbahaya bagi penerbangan. Mengganggu sinyal komunikasi pesawat.
Namun sinyal FCC itu direspons beragam oleh maskapai, misalnya Delta Air Lines. Maskapai asal Atlanta, Georgia, ini tetap kukuh melarang penumpang melakukan panggilan telpon meskipun nanti FCC membolehkannya.
Alasannya, ini adalah permintaan penumpang yang tak ingin terganggu dengan suara orang berbicara di telepon selama perjalanan.
Maskapai lain, United Airlines mengatakan akan mendalami aturan baru FCC itu, dengan mempertimbangkan respons penumpang dan kru maskapai. Kajian serupa juga akan dilakukan American Airlines.
"Panggilan telepon akan membuka peluang eksplorasi, tapi kami akan memprioritaskan kenyamanan kabin dan semuanya," tegas American Airlines.
Sejatinya penggunaan ponsel dalam penerbangan tak perlu harus menunggu keputusan final FCC. Sebab selama ini penggunaan jaringan Wi-Fi di pesawat sudah ramai dilakukan sebagai alternatif lain pelarangan panggilan ponsel.
Penggunaan Wi-Fi diberlakukan pada maskapai besar, dengan memperbolehkan berkirim pesan dan menelepon via jaringan Wi-Fi.
Maskapai seperti American Airlines, Alaska Airlines, Delta Airlines, United America, US Airways dan Virgin America, adalah sederet nama maskapai besar AS yang telah menyediakan akses internet selama penerbangan.
"Teknologi modern bisa memberikan layanan mobile di maskapai aman dan dapat dipercaya. Dan ini waktu yang tepat guna meninjau larangan," ujar Tom Wheeler, Direktur FCC, yang baru menjabat tiga pekan.
Bukannya disambut, sinyal FCC itu malah dikritik oleh sejumlah penumpang. Mereka memprotes di jejaring sosial dan kini telah muncul petisi 200 tanda tangan yang menentang pengajuan FCC itu.
"Maskapai menjadi penentu untuk mengambil keputusan terkait ketertarikan penumpang. Tugas FCC hanya memutuskan itu aman atau tidak. Dan, selama syarat-syarat dipenuhi, kami memutuskan bahwa panggilan ponsel aman," tegas Wheeler menanggapi protes.
Di luar itu, salah satu konsultan maskapai, Robert Mann melihat keputusan FCC itu bukan soal isu teknologi atau regulasi. "Ini merupakan keputusan bisnis," kata Mann.
Pengajuan ini bahkan diketahui sudah muncul jauh-jauh hari sebelum Tom Wheeler menduduki direktur FCC. Bahkan baru-baru ini, Federal Aviation Administration (FAA) telah mencabut larangan penggunaan perangkat tablet, iPad maupun Kindle di bawah 10.000 kaki. FCC akan memutuskan final soal isu ini pada 12 Desember mendatang.
Jika pun nantinya aturan baru memungkinkan untuk panggilan ponsel baik dengan data ataupun suara, maskapai harus investasi peralatan baru di pesawat guna mendukungnya.
Di sisi lain, maskapai dapat mengoptimalkan ini sebagai bisnis baru, di mana penumpang akan dikenai biaya tertentu jika menggunakan ponsel mereka, sama halnya dengan akses Wi-Fi.
sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/461565-bisa-telepon-di-pesawat--ini-komentar-maskapai-penerbangan